Manfaat Protein pada Kedelai dan Resiko Alerginya
Seringkali kita temui pada kehidupan sehari-hari produk pangan yang diolah menggunakan kedelai. Contohnya yaitu kedelai diolah menjadi tempe, oncom, tahu, susu dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan kedelai memiliki kandungan protein yang banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan.
Namun protein kedelai sering menjadi perhatian sebab juga dapat menimbulkan reaksi alergi. Oleh karena itu penulis membuat penjelasan mengenai kedelai, manfaat protein di dalamnya dan respon alergi dari mengonsumsi protein kedelai.
Definisi Kedelai
Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang sangat sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Penggunaannya banyak sebab manfaatnya banyak. Selain banyak mengandung protein, kedelai juga berperan sebagai sumber zat besi, kalsium, fosfor, zat besi, seng magnesium, tiamin, asam folat, riboflavin, dan niasin (Yudiono 2020).
Kedelai kaya akan protein yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, namun juga seringkali menimbulkan beberapa respon alergi. Oleh karena itu penulis menjelaskan beberapa manfaat protein kedelai bagi kesehatan dan respon alerginya bagi manusia.
Protein Dalam Kedelai
Persentase protein yang terkandung di dalam kedelai yaitu kurang lebih sekitar 40%(Nishinari et al. 2014). Protein pada kedelai ini sebagian besar proteinnya tergolong jenis storage protein yang terdiri dari glycinin dan β-conglycinin. Tipe protein ini tidak memiliki aktivitas biologis dan berperan sebagai sumber nitrogen amino bagi kecambahnya untuk bertumbuh. Selanjutnya jenis protein lain yang terdapat pada kedelai dan memiliki aktivitas biologis yaitu enzim lipoksigenase, kelompok inhibitor tripsin seperti inhibitor Kunitz dan Bowman-Birk, juga lektin(Murphy 2008).
Manfaat Protein pada Kedelai
Protein pada kedelai memiliki banyak manfaat, berikut adalah beberapa manfaat protein pada kedelai bagi kesehatan manusia:
- Menurunkan berat badan(Manuel et al. 2007). Kandungan protein pada kedelai yaitu β-conglycinin, pada lumen akan lepas dan menstimulasi terbentuknya hormon Cholecystokinin (CCK). Hormon ini kemudian akan menginduksi rasa kepuasan atau kenyang(Hidayat et al. 2011)
- Mencegah kanker(Hassan 2013). Kunitz trypsin inhibitor(KTI) yang terdapat pada kedelai dapat menghambat proses invasi dan metastasis sel kanker. Sehingga karsinogen dapat terhambat.
- Berefek baik bagi penderita hiperkolesterolemia (Anderson et al. 1995), berdasarkan jurnal Anderson et al. 1995 bahwa konsumsi kedelai bagi penderita hiperkolesterolemia dapat menurunkan 9,3% dari total kolesterol plasma, terutama 12,9% kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein) dan 10,5% trigliserida.
- Meningkatkan fungsi endotel. Hal ini terjadi pada wanita hiperkolesterolemia pascamenopause yangmana ini terjadi dengan cara meningkatkan kadar sintase oksida nitrat endotel (eNOS) oleh protein pada kedelai(Hassan 2013).
- Selain itu, protein pada kedelai memiliki fungsi lain, yaitu protein kedelai dan peptida menunjukkan aktivitas anti-kelelahan, antioksidan, anti-penuaan, pelembab kulit(Hassan 2013).
Respon Alergi Protein Kedelai Bagi Manusia
Walaupun protein kedelai secara teori berdampak baik bagi kesehatan, namun protein kedelai juga dapat menimbulkan respon alergi bagi orang tertentu sebab protein merupakan sumber dari terbentuknya molekul immunoglobulin E (IgE). Molekul inilah yang nanti jika terikat pada mastosit dan basofil maka akan membuat sel matosit jadi tergranulasi dan menghasilkan histamin. Histamin menimbulkan respon alergi seperti kemerahan dan gatal-gatal pada kulit manusia.
Demikianlah penjelasan terkait manfaat protein pada kedelai serta resiko alerginya bagi manusia, jika ada salah kata penulis mohon maaf dan kepada Allah penulis mohon ampun.