Cara Menghitung Aktivitas Antioksidan (IC50) Hasil Uji DPPH
Setiap bahan yang dinyatakan mengandung senyawa antioksidan pasti memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan ini akan menentukan seberapa kuat senyawa antioksidan yang terkandung di dalam bahan tersebut. Setiap bahan pangan mempunyai aktivitas antioksidan yang berbeda-beda hal ini dikarenakan jenis senyawa antioksidan yang terkandung di dalamnya beraneka ragam, konsentrasinya, reaksi antar senyawa antioksidan di dalam bahan pangan tersebut, cara pengolahan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan cara perhitungan aktivitas antioksidan (IC50) dengan metode uji DPPH.
Apa Itu Aktivitas Antioksidan?
Aktivitas antioksidan (IC50) adalah jumlah konsentrasi larutan sampel untuk menghambat 50% radikal bebas(Prasetyo et al. 2021). Semakin sedikit jumlah yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas maka artinya bahan tersebut memiliki kemampuan yang baik sebagai suatu antioksidan.
Antioksidan baik bagi kesehatan karena dengannya dapat memberikan dampak baik yaitu melindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas(Hani dan Milanda 2016). Adapun berikut beberapa penyakit yang disebabkan oleh serangan radikal bebas stress oksidatif yang dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif seperti(Werdharsari 2014):
- Kanker
- Diabetes Melitus
- Aterosklerosis
- Penyakit jantung
- Stroke
- dll.
Aneka Ragam Metode Uji Aktivitas Antioksidan
Metode pengujian aktivitas antioksidan suatu bahan ada 3 yang terkenal yaitu:
- DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil)
- FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power)
- FIC (Ferrous Ion Chelating)
Penulis akan menjelaskan mengenai cara perhitungan aktivitas antioksidan suatu bahan menggunakan metode pengujian DPPH.
Cara Perhitungan Aktivitas Antioksidan Hasil Uji Menggunakan Metode DPPH
Adapun berikut tahapan untuk menghitungan aktivitas antioksidan suatu bahan yang telah diuji menggunakan metode DPPH:
- Menghitung konsentrasi sampel di dalam larutan.
- Memastikan bahwa konsentrasi sampel yang diuji berurutan berkurang setengah dari konsentrasi sebelumnya. Misal awalnya 1000ppm maka selanjutnya 500ppm, 250ppm, 125ppm…hingga ke tujuh pengenceran di bawahnya.
- Menghitung Absorbansi terkoreksi dengan cara mengurangi absorbansi sampel yang terukur dengan absorbansi kontrol negatif.
- Kemudian absorbansi terkoreksi dapat digunakan untuk menghitung %inhibisi.
- Rumus menghitung %inhibisi yaitu: ((absorbansi blangko-absorbansi sampel)/absorbansi blangko)) x 100.
- Setelah %inhibisi dihitung, maka dapat dibentuk kurva hubungan antara konsentrasi sampel (sumbu X) dan %inhibisi(sumbu y)
- Persamaan regresi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghitung berapa konsentrasi yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas (IC50). Dengan mensubstitusi angka 50 pada huruf Y pada persamaan tersebut sehingga X nya didapati sebagai IC50.
Berikut contoh perhitungan dan datanya di dalam excel.
Kategori Kekuatan Sampel Berdasarkan Aktivitas Antioksidannya (IC50 nya)
Berdasarkan Blois 1985 di dalam Molyneux 2004, dikatakan bahwa terdapat 5 kategori sampel sesuai dengan IC50 nya:
- Sangat kuat: IC50 (< 50ppm)
- Kuat: IC50 (50-100ppm)
- Sedang: IC50 (100-150ppm)
- Lemah: IC50 (150-200ppm)
- Sangat lemah: IC50 (>200ppm)
Oleh karena itu berdasarkan contoh dapat dikatakan bahwa sampel contoh tergolong memiliki aktivitas antioksidan yang Sangat Kuat, karena nilai IC50 nya kurang dari 50ppm. Sampel yang biasanya memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong sangat kuat yaitu larutan dari jeruk dan teh.
Simpulan
Aktivitas antioksidan menentukan seberapa kuat suatu sampel tersebut dapat berperan sebagai antioksidan, hal ini dapat dilihat dari nilai IC50nya. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah dengan menggunakan DPPH. Sehingga kita dapat menentukan golongan apa sampel kita pada kategorinya.
Demikianlah penjelasannya, lebih dan kurang penulis mohon maaf, Terima kasih.