Kesehatan

Apa itu BPA dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Botol plastik (Sumber gambar: unsplash.com)

BPA adalah kepanjangan dari bisphenol A yangmana merupakan suatu senyawa kimia yang biasa digunakan untuk membentuk plastik polikarbonat dan epoxy resins, sebagai penstabil atau antioksidan dalam polivinilklorida (PVC) (Aulia dan Mita 2022). BPA ditemui pada kemasan pangan seperti kemasan kaleng, botol bayi, kemasan botol plastik, gelas, kemasan tetrapack dan kertas. BPA ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan karena pada proses penyimpanan dan pemanasan, BPA dapat berpindah dari kemasan ke dalam makanan, sehingga terkonsumsi oleh manusia.

Apakah bisphenol A aman?

Bisphenol A tidak aman jika terkonsumsi dalam jumlah besar. Batas toleransi BPA yang dapat untuk terkonsumsi oleh manusia berdasarkan European Food Safety Autority yaitu 4 µg/Kg berat badan perhari, kemudian berdasarkan Bada Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) batasnya yaitu 0,6mg/Kg perhari (Aulia dan Mita 2022). Bisphenol A (BPA) tidak aman dikonsumsi karena BPA merupakan salah satu senyawa Endocrin Distrupting Compound (EDC) yang dapaat mengganggu sekresi, biosintesis, kerja atau metabolisme alami dari suatu hormon (Sipahutar, Gaol, dan Silalahi 2007; Putri 2019).

Apa Bahaya Bisphenol A (BPA)?

BPA jika terkonsumsi ke dalam tubuh manusia dapat memimik (meniru) hormon esterogen sebab memiliki aktifitas hormon esterogen pada bentuk aktifnya. Sehingga perlu perhatian besar terkait BPA jika banyak terkonsumsi oleh manusia. Adapun bahaya bisphenol A (BPA) berdasarkan jurnal yaitu sebagai berikut:

  1. Bisphenol A (BPA) telah diketahui sebagai pengganggu endokrin potensial dan testis toksik (D’cruz et al. 2012; Putri 2019).
  2. Bisphenol A (BPA) memiliki potensi sebagai penyebab ketidaknormalan perkembangan endometrium yang akan menyebabkan infertilitas serta meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara(Suyasa et al. 2018).
  3. Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa paparan BPA memiliki hubungan positif terhadap kesehatan yang merugikan anak-anak seperti asma, kelahiran prematur, obesitas, dan gangguan perilaku syaraf (Khalil et al. 2014; Kim et al. 2019; Putri et al. 2021).
  4. BPA dapat secara langsung dapat berdampak pada sel pankreas, menyebabkan terjadinya gangguan insulin dan sekresi glukagon, sehingga adanya inhibisi dari pertumbuhan sel dan apoptosis, bekerja pada hati, otot, dan fungsi hati menyababkan resistensi insulin (Provvisiero 2016; Putri 2021). Oleh karena itu, BPA berpotensi terhadap terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2.
  5. Bisphenol A dapat memberikan efek esterogenik yang dapat membahaya sistem reproduksi (Gurmeet et al. 2014; Putri et al. 2019).

Apa Saja yang Mengandung BPA?

Gambar kemasan pangan (Sumber: pexels.com)

Plastik yang menggunakan BPA sebagai bahan pembuatnya biasanya digunakan untuk pembuatan botol susu bayi, perabotan makanan dan minuman, kemasan pangan, DVD, lensa kacamata, komputer, perlengkapan olahraga, serta pelapis beberap produk kertas termal.

BPOM Meminta Waspada Terhadap Bahaya BPA dalam Kemasan Air Minum

Pada tahun 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia telah mengingatkan terkait bahaya BPA pada kemasan air minum. Ini disiarkan secara langsung pada kanal Youtube KOMPASTV sebagai berikut.

Perusahaan air minum dalam kemasan diminta untuk mengawasi produk mereka dan membantu untuk memproteksi masyarakat dari ancaman bahaya BPA. Perusahaan air minum dalam kemasan dapat membantu dalam mengawasi produknya dengan cara mewajibkan CoA dan sertifikat BPAfree kepada pihak ketiga penyedia galon sebagai kemasan air minum. BPAfree adalah pernyataan bahwa kemasan tersebut bebas dari bisphenol A(BPA).

Related Articles